Keputusan akhir tentang kandidat pemilu di tengah perselisihan tentang peresmian pakta yang berkuasa di Malaysia

Keputusan akhir tentang kandidat pemilu di tengah perselisihan tentang peresmian pakta yang berkuasa di Malaysia

KUALA LUMPUR — Partai-partai berkuasa Malaysia berselisih mengenai bendera mana yang akan dikibarkan pada jajak pendapat yang diperkirakan segera setelah akhir tahun, dengan Perikatan Nasional Perdana Menteri Muhyiddin Yassin belum terdaftar sebagai entitas resmi.

Yang dipertaruhkan bukan hanya simbol dan logo mana yang akan lebih setuju bagi pemilih, tetapi siapa yang pada akhirnya menandatangani kandidat untuk 222 kursi parlemen dan hingga 587 kursi negara bagian yang diperebutkan.

Para pemimpin UMNO telah menunjuk pada serangkaian kemenangan pemilu sela baru-baru ini di bawah bendera Barisan Nasional (Front Nasional) mereka yang ada yang sebagian besar partai saat ini berada di pemerintahan telah digunakan selama hampir setengah abad, bersikeras bahwa partai harus mempertahankan logo “skala” – melambangkan keadilan dan kesetaraan – yang mungkin yang paling dikenal di negara ini.

Ketua BN – yang berkuasa selama beberapa dekade sampai kekalahan mengejutkan pada pemilihan 2018 – adalah presiden UMNO Zahid Hamidi, dan posisi itu memberinya pengaruh besar dalam negosiasi yang sedang berlangsung di antara partai-partai yang berkuasa saat mereka mempersiapkan pemilihan untuk mengakhiri ketidakstabilan yang berasal dari mayoritas paling tipis yang pernah dipegang pemerintah Malaysia.

“Semua orang menginginkan keputusan akhir tentang kandidat. Misalnya, bekas parti BN di Sarawak dan Sabah yang memisahkan diri selepas 2018 tidak lagi memerlukan tanda tangan ketua BN. Tapi kemudian logo apa yang akan mereka gunakan ketika pendukung mereka selalu memilih timbangan?” kata seorang pejabat PN kepada The Straits Times.

Tetapi UMNO juga telah menandatangani pakta politik rasmi dengan PAS Islamis. Muafakat Nasional (Konsensus Nasional) antara partai terbesar di negara itu dan mantan musuh bebuyutannya telah dikreditkan dengan menggembleng mayoritas Melayu dan memberikan kemenangan kepada kandidat BN di semua kecuali satu dari tujuh pemilihan sela sejak 2019.

Tidak mungkin PN yang berkuasa akan mengikuti pemilihan di bawah MN karena partai-partai non-Melayu akan menolak saran tersebut. Tetapi pakatan yang bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan Melayu dan Islam bertemu secara teratur dan telah mengoordinasikan mesin-mesin mereka di akar rumput, menjadikannya kekuatan yang kuat di meja perundingan.

Sebaliknya, Parti Pribumi Bersatu Malaysia pimpinan Tan Sri Muhyiddin mendorong keras agar PN menjadi koalisi terdaftar, seolah-olah dengan perdana menteri sebagai ketuanya.

Namun awal bulan ini, Timbalan Presiden Umno Mohamad Hasan mendedahkan bahawa bersama dengan PAS dan Bersatu, tiga parti Melayu telah menubuhkan jawatankuasa untuk melihat pelbagai pilihan seperti “sama ada akan memberdayakan MN, yang bermaksud Bersatu menyertai MN, dengan PN sebagai gabungan besar bersama dengan rakan kongsi di Sabah dan Sarawak”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *